Hallo semuanya...Disini aku akan membagi informasi
menarik seputar burung Enggang, tentunya yang berasal dari Indonesia. Semoga
informasi ini bisa bermanfaat untuk kalian. Selamat membaca J
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Aves
Ordo : Bucerotiformes
Famili : Bucerotidae

Burung dikenal juga sebagai Julang, Enggang, dan
Kangkareng atau dalam bahasa Inggris disebut Horbbill merupakan nama burung
yang tergabung dalam suku Bucerotidae. Burung ini mempunyai ciri khas yaitu
terdapat pada paruhnya yang mempunyai bentuk menyerupai tanduk sapi. Burung ini
memiliki nama ilmiahnya, “Bucerotidae” yang mempunyai arti “tanduk sapi” dalam
bahasa Yunani.
Berikut ketiga
Rangkong atau Enggang endemik Indonesia adalah:
- Rangkong Sulawesi atau Julang
Sulawesi Ekor Hitam (Rhyticeros Cassidix) : Rangkong jenis ini
merupakan satwa endemik pulau Sulawesi dan sekaligus menjadi fauna identitas Sulawesi Selatan. Satwa yang
nama ilmiahnya bersinonim dengan Aceros cassidix ini oleh
masyarakat setempat lebih dikenal atau biasa dipanggil juga sebagai
Rangkong Buton, Burung Taonn, Burung Alo.
- Julang Sulawesi Ekor Putih atau
Kangkareng Sulawesi (Penelopides exarhatus): Julang Sulawesi Ekor
Putih merupakan endemik pulau Sulawesi
- Julang Sumba (Rhyticeros
averitti): Julang Sumba merupakan satwa endemik Sumba, Nusa Tenggara
Barat. Selain disebut Julang Sumba burung ini juga disebut Goanggali,
Nggokgokka, atau Rangkong Sumba.
Dan perlu kalian ketahui, selain ketiga Rangkong endemik
yang terdapat di Sulawesi dan Sumba tersebut masih terdapat jenis-jenis
Rangkong lainnya yang ternyata tersebar di Papua, Kalimantan, dan Sumatera. Inilah
jenis-jenis itu diantaranya:
2. Kangkareng Hitam atau Enggang Gatal Birah atau Burung Kekek (Anthracoceros malayanus)
3. Enggang Cula atau Rangkong Badak atau Burung Tahun-tahun (Buceros rhinoceros)
4. Enggang Papan atau Rangkong Papan (Buceros bicornis)
5. Enggang Gading atau Rangkong Gading atau Enggang Terbang Mentua (Rhinoplax vigil)
6. Enggang Klihingan atau Enggang Konde atau Julang Jambul Abu-abu atau Burung Arau atau
Burung Belukar (Anorrhinus galeritus)
7. Enggang Jambul atau Enggang Jambul Putih (Berenicornis comatus)
8. Julang Jambul Hitam atau Enggang Berkedut (Aceros corrugatus)
9. Julang Emas atau Julang Mas atau Enggang Musim atau Enggang Gunung (Rhyticeros undulatus)
10.Rangkong Dompet (Rhyticeros subruficollis)
11. Rangkong Dompet (Rhyticeros plicatus)
7. Enggang Jambul atau Enggang Jambul Putih (Berenicornis comatus)
8. Julang Jambul Hitam atau Enggang Berkedut (Aceros corrugatus)
9. Julang Emas atau Julang Mas atau Enggang Musim atau Enggang Gunung (Rhyticeros undulatus)
10.Rangkong Dompet (Rhyticeros subruficollis)
11. Rangkong Dompet (Rhyticeros plicatus)
Ini nih yang tidak boleh dilupakan, kalian tahu Enggang
Gading atau Enggang Terbang Mentua (Rhinoplax vigil) merupakan satwa
yang dijadikan maskot (fauna identitas) Kalimantan Barat.
Sedangkan Rangkong Papan (Buceros bicornis) merupakan jenis Rangkong
yang paling besar yang memiliki panjang tubuh mencapai 160 cm. Waww lagi tuh..
Disini ayo
kita kenali mereka:
Dilihat dari segi umum burung Rangkong atau Enggang
mempunyai ciri khas berupa paruh yang sangat besar menyerupai tanduk. Di
Indonesia, ukuran tubuh Rangkong sekitar 40 – 150 cm, dengan rangkong terberat
mencapai 3.6 Kilogram. Umumnya warna bulu Rangkong didominasi oleh warna hitam
(bagian badan) dan putih pada bagian ekor. Sedangkan warna bagian leher dan
kepala cukup bervariasi. Ciri khas burung rangkong lainnya adalah suara dari
kepakan sayap dan suara “calling”, seperti yang dipunyai Rangkong Gading (Buceros
vigil) dengan “calling” seperti orang tertawa terbahak-bahak dan dapat
terdengar hingga radius 3 Km.
Burung Rangkong tersebar mulai dari daerah sub-sahara
Afrika, India, Asia Tenggara, New Guinea dan Kepulauan Solomon Sebagian besar
hidup di hutan hujan tropis. Rangkong banyak ditemukan di daerah hutan dataran
rendah dan perbukitan (0 – 1000 m dpl). Makanan Rangkong terutama buah-buahan
dan sesekali binatang2 kecil seperti kadal, kelelawar, tikus, ular dan berbagai
jenis serangga.
Yang disayangkan, makin hari populasi Rangkong di
Indonesia makin menurun. Hal ini disebabkan oleh berkurangnya kawasan (habitat)
sebagai akibat deforestasi hutan, berkurangnya makanan dan tempat bersarang, dan perburuan
Rangkong. Huhhh ini pasti ulah manusia lagi, manusia memang selalu kurang
dengan nikmat yang telah mereka dapatkan dan ingin memperoleh lebih dengan
jalan yang salah. Dan terkadang mereka
tidak sadar telah menyakiti makhluk lain. Semoga kita tidak menjadi manusia
yang seperti itu.
Referensi: http://www.iwf.or.id; rangkongs.co.cc; wikipedia; zipcodezoo.com;
Referensi: http://www.iwf.or.id; rangkongs.co.cc; wikipedia; zipcodezoo.com;
Tidak ada komentar:
Posting Komentar