Apakah kalian mengenal atau pernah mendengar nama burung ini? Belumkah... Aku sendiri baru mengenal burung ini dan sangat penasaran seperti apakah burung yang memiliki nama unik ini. Semoga kalian juga merasa demikian dan dengan ikhlas mau membaca sedikit ulasan tentang burung endemik yang dimiliki oleh Indonesia ini. Selamat membaca J...

Kerajaan :
Animalia
Filum :
Chordata
Kelas :
Aves
Ordo :
Strigiformes
Famili :
Strigidae
Genus :
Otus
Spesies :
O. siaoensis
Nama binomial: Otus siaoensis (Schlegel, 1873). Nama Indonesia: Celepuk siau.
Celepuk siau (Otus
siaoensis) merupakan salah satu burung langka dan terancam punah di dunia. Burung celepuk siau adalah burung endemik
yang hanya terdapat di sebuah pulau kecil bernama “Siau” di Kabupaten Sangihe,
Propinsi Sulawesi Utara. Burung yang masuk dalam kategori keterancaman
tertinggi, Kritis (Critically Endangered) ini tidak lagi pernah terlihat
kembali sejak pertama kali ditemukan pada tahun 1866. Celepuk siau merupakan
anggota burung hantu (ordo Strigiformes) yang dalam bahasa Inggris biasa disebut sebagai Siau
Scops-owl. Sedangkan dalam nama ilmiah (latin) celepuk ini diberi nama Otus
siaoensis.
Inilah ciri-cirinya
Belum banyak
data yang bisa menggambarkan ciri, habitat dan persebaran burung ini. Burung
celepuk siau mempunyai ukuran tubuh yang relatif kecil, panjangnya sekitar 17
cm. Seperti burung hantu lainnya, terutama celepuk, burung endemik pulau Siau
ini mempunyai ukuran kepala dan sayap yang relatif besar. Burung langka ini
termasuk binatang nokturnal yang lebih banyak aktif di malam hari terutama
untuk berburu mangsa. Di siang hari, celepuk siau (Otus siaoensis)
banyak menghabiskan waktunya untuk beristirahat.
Burung celepuk
siau diyakini hanya terdapat di satu tempat yakni pulau Siau (Koordinat:
2°43’22″N 125°23’36″E) di Kabupaten Sangihe, Propinsi Sulawesi Utara,
Indonesia. Di duga binatang endemik ini mendiami daerah di sekitar Danau
Kepetta yang terletak di bagian Selatan Pulau Siau. Selain itu juga di sekitar
Gunung Tamata yang berada di bagian tengah Pulau Siau. Meskipun populasi di
habitat tersebut hanya berdasarkan pengakuan masyarakat sekitar.
Lokasi pulau Siau, Sulawesi Utara (ditunjukkan anak
panah)
Populasi burung
endemik ini tidak diketahui dengan pasti, namun berdasarkan persebarannya yang
hanya terbatas di pulau dan penampakan langsung yang jarang sekali, celepuk
siau dikategorikan oleh IUCN Redlist dalam status konservasi Kritis (Critically
Endangered) sejak tahun 2000. CITES juga memasukkan celepuk ini dalam Apendix II sejak 1998. Bahkan penampakan
visual burung ini secara langsung tidak pernah terjadi lagi sejak pertama kali
ditemukan pada tahun 1866. Langkanya celepuk siau (Otus siaoensis)
dimungkinkan karena berkurangnya habitat akibat deforestasi hutan untuk
pemukiman maupun lahan pertanian.
Anehnya, meskipun
telah terdaftar sebagai salah satu burung yang paling langka dan terancam
kepunahan tapi ternyata burung ini tidak termasuk dalam salah satu satwa yang
dilindungi di Indonesia. Entah karena kealpaan, sehingga burung ini lolos dari daftar satwa yang dilindungi Undang-undang Indonesia. Jumlah populasi, endemikitas, dan jarangnya
penampakan membuat celepuk siau (Otus siaoensis) menjadi incaran para
pengamat dan peneliti burung dari seluruh penjuru dunia. Namun hingga kini
tidak satupun para peneliti tersebut yang dapat mengungkap keberadaan celepuk
siau, apalagi bertemu langsung dengan spesies ini.
Organisasi
sebesar UICN Redlist bekerja sama dengan Birdlife Internasional pernah mengadakan
penelitian keberadaan burung celepuk siau ini pada 1998. Namun survey selama 32
hari itu tidak berhasil menemukan data keberadaan burung endemik langka ini,
kecuali berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat setempat. Hingga saat ini
beberapa LSM lingkungan hidup lokal masih terus memburu eksistensi dan
mengumpulkan data tentang burung celepuk siau ini dengan sokongan dana dari Wildlife
Conservation Society. Semoga mereka berhasil mendapatkan apa yang mereka
butuhkan sehingga kita bisa mengenal lebih jauh burung ini dan mempekenalkan
mereka dimata dunia.
Referensi dan gambar: https://kicauan.files.wordpress.com/2012/07/celepuk-siau-otus-siaoensis.jpg
Tidak ada komentar:
Posting Komentar