Sabtu, 23 Januari 2016

Si Burung Surga


      Kerajaan          : Animalia
      Filum               : Chordata
          Class                : Aves
          Ordo                : Passeriformes
          Famili              : Paradisaeidae
          Genus              : Paradisaea

Mungkin kalian tidak asing lagi mendengar atau melihat burung yang satu ini.  Burung ini merupakan salah satu fauna yang patut dilestarikan keberadaannya.
Top of Form
Bottom of Form
Burung Cendrawasih ini bisa kita jumpai di Indonesia bagian timur, Papua Nugini, dan Australia timur. Kalian tahu burubg cantik ini mempunyai 14 genus dan sekitar 43 spesies. Dan yang patut kita banggakan adalah 30-an spesies mereka bisa ditemukan di Indonesia. Woww...sebuah nikmat Allah yang tidak terkira dan sangat patut untuk kita jaga.
Oya...perlu diketehui, oleh masyarakat Papua, burung ini dipercaya sebagai titisan bidadari dari surga. Ini karena dulunya mereka dianggap sebagai burung cantik tetapi tidak berkaki. Mereka tidak akan turung ke tanah tetapi hanya berada di udara saja lantaran bulu-bulunya yang indah. Hingga kemudian burung Cenderawasih terkenal sebagai Bird of Paradise atau Burung Surga (Kayangan).

Inilah beberapa jenis dan karakteristik burung cenderawasih:

  •     Cendrawasih Raggiana (Paradisaea raggiana)
Burung-burung Cendrawasih mempunyai ciri khas lho, bulunya yang indah yang dimiliki oleh burung jantan. Umumnya bulunya umumnya berwarna cerah dengan kombinasi beberapa warna seperti hitam, cokelat, kemerahan, oranye, kuning, putih, biru, hijau dan ungu.
Ukuran burung Cenderawasih beraneka ragam. Mulai dari yang berukuran 15 cm dengan berat 50 gram seperti pada jenis Cendrawasih Raja (Cicinnurus regius), hingga yang berukuran sebesar 110 cm Cendrawasih Paruh Sabit Hitam (Epimachus albertisi) atau yang beratnya mencapai 430 gram seperti pada Cendrawasih Manukod Jambul-bergulung (Manucodia comrii).
Keindahan bulu Cendrawasih jantan digunakan untuk menarik perhatian lawan jenis. Untuk ‘merayu’ betina agar bersedia diajak kawin, burung jantan akan memamerkan bulunya dengan melakukan tarian-tarian indah. Sambil bernyanyi di atas dahan, pejantan bergoyang dengan berbagai gerakan ke berbagai arah. Bahkan terkadang hingga bergantung terbalik bertumpu pada dahan. Namun, tiap spesies Cendrawasih tentunya punya tipe tarian tersendiri.
Burung Cendrawasih mempunyai habitat hutan lebat yang umumnya di daerah dataran rendah. Burung dari surga ini dapat dijumpai di beberapa pulau di Indonesia bagian timur seperti Maluku dan Papua. Selain itu juga dapat ditemukan di Papua Nugini dan Australian Timur. Sedangkan Cenderawasih betina cenderung berukuran lebih kecil dengan warna bulu yang tidak seindah dan sesemarak warna cenderawasih jantan. 
Warna yang dimiliki burung surga ini bermacam-macam dan menjadi salah satu indikator pengelompokan jenis mereka. Kabarnya, Indonesia adalah negara dengan jumlah spesies cendrawasih terbanyak. Diduga terdapat sekira 30 jenis cendrawasih di Indonesia, 28 jenis diantaranya dapat ditemukan di Papua. Burung cenderawasih mati kawat (Seleucidis melanoleuca) adalah jenis yang menjadi maskot atau identitas Provinsi Papua. Selain menjadi maskot Papua, masyarakat di Papua juga sering menggunakan bulu cenderawasih sebagai pelengkap atau hiasan dalam pakaian adat mereka.
Dan kalian tahu,sebab keindahan bulunya ini , keberadaan burung cenderawasih kini kian lama kian terancam. Perburuan dan penangkapan liar untuk tujuan perdagangan serta kerusakan habitat hidup di alam bebas menjadi beberapa penyebab utama kian langkanya burung ini. Bahkan di akhir abad 19 dan awal abad 20, bulu cenderawasih marak diperdagangkan karena menjadi trend penghias topi wanita di Eropa. Tapi kini burung cantik yang eksotis ini dikategorikan sebagai jenis satwa yang dilindungi. 
Di Indonesia sendiri, beberapa jenis cenderawasih diantaranya cendrawasih kuning kecil, cendrawasih botak, cendrawasih raja, cendrawasih merah, dan toowa telah masuk dalam daftar jenis satwa yang dilindungi berdasarkan UU No 5 Tahun 1990 dan PP No 7 Tahun 1999. Pemanfaatan bulu burung cenderawasih masih diperbolehkan hanya untuk kepentingan masyarakat lokal dalam menghiasi pakaian adat mereka. Itu pun tentu tidak secara berlebihan dan untungnya masyarakat Papua memiliki kearifan lokal dan adat untuk turut menjaga kelestarian burung ini. 

  •      Lesser bird of paradise (Paradisaea minor)
Diantara sekian banyak jenis cenderawasih, mungkin burung ini yang paling dikenal kebanyakan orang. Burung ini memiliki warna merah kecoklatan dengan mahkota kuning dan punggung atas kuning kecoklatan. Burung jantan jenis ini memiliki tenggorokan berwarna hijau  zamrud tua, sepasang ekor yang panjang dan dihiasi dengan bulu hiasan sayap yang berwarna kuning dan putih. Habitat asli burung ini terdapat hampir di seluruh hutan bagian utara Papua Nugini dan juga pulau-pulau sekitar, seperti Pulau Misool dan Yapen.

  •         Cenderawasih Merah atau Red bird of paradise (Paradisaea rubra)
Dinamakan cendrawasih merah sebab burung ini memiliki warna bulu dominan merah darah. Kombinasi warna lain tampak pada bagian muka; bulu muka warna gelap, memiliki semacam mahkota atau jambul berwarna hijau zamrud, paruh dan sedikit di bawah leher berwarna kuning terang. Pada bagian ekornya terdapat dua buah bulu memanjang serupa tali atau pita berbentuk pilin ganda berwarna hitam. Cenderawasih merah hanya terdapat di hutan dataran rendah, di antaranya di Pulau Waigeo dan Batanta, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat. 
Di Desa Sawinggrai yang terletak di Distrik Meos Mansar, cenderawasih merah merupakan ikon khas desa kecil ini. Di desa tersebut, Anda dapat menyaksikan langsung burung jenis ini di habitat asli melakukan atraksi menari pada jam-jam tertentu, yaitu pada pagi dan petang hari di musim kawin. 

  •     Lawes’s Parotia (Parotia Lawesii)
Sekilas postur burung jantan jenis ini mirip dengan perkutut, hanya saja ia berwarna hitam dengan kening putih dan mata berwarna biru gelap. Tengkuknya berwarna biru; sedikit di bagian dada atas (mulai dari bawah paruh) berwarna perpaduan hijau dan emas. Ciri khas yang mencolok dari jantan burung jenis ini adalah adanya tiga bulu memanjang yang tumbuh dari ujung tiap matanya (masing-masing 3 helai). Sementara itu, burung betinanya berwarna coklat dan mata berwarna kuning gelap.

  •     King of Saxony bird of paradise (Pteridophora alberti)
King of Saxony bird of paradise adalah jenis burung pengicau yang terbilang kecil sebab memiliki panjang sekira 22 cm.  Burung jantan berwarna hitam dan kuning tua. Bulu mantel dan punggungnya tumbuh memanjang berbentuk serupa tudung berwarna hitam. Pada bagian mulai dari dada hingga ke perut berwarna putih kekuningan. Iris matanya berwarna coklat tua dan paruhnya berwarna hitam dengan bagian dalam mulut berwarna hijau laut. Yang membuatnya atraktif dan eksotis adalah adanya dua helai bulu kawat bersisik yang berwarna biru langit mengilap yang tumbuh mulai dari wajahnya. Panjangnya dapat mencapai 40 cm, seolah tak seimbang dengan tubuhnya yang kecil.
Sementara burung betinanya berwarna abu-abu kecoklatan dengan garis-garis dan bintik gelap. Burung betina tidak “mengenakan” mantel dan tidak memiliki bulu kawat yang memanjang. Burung betina berukuran lebih kecil ketimbang burung jantan.

  •     Wilson’s bird of paradise (Cicinnurus respublica)
Jantan Wilson’s Bird of Paradise yang berukuran kecil sekira 21 cm ini berwarna perpaduan merah darah dan hitam. Ia “mengenakan”  jubah kecil berwarna kuning terang di bagian tengkuk. Pada bagian kepala, ia seolah memakai penutup kepala berwarna biru langit, sedikit lebih terang dibandingkan warna kakinya yang juga biru. Selain perpaduan warna yang menarik, keunikan burung ini adalah memiliki dua bulu ekor yang berwarna ungu dan bentuknya melengkung serupa sulur. Sedangkan pada burung betina memiliki warna kecoklatan dan bermahkota biru.
Selain burung cenderawasih di atas, masih banyak jenis lain dengan warna dan variasi bulunya bermacam-macam dan tak kalah cantik. Semoga burung dari surga ini tidak akan menjadi semacam dongeng untuk generasi penerus karena tindakan tidak bertanggung jawab manusia yang mengancam kelestariannya.

  •     Cendrawasih Kuning Besar (Paradisaea apoda)
Jenis-jenis Burung Cendrawasih. Cenrawasih terdiri atas 13 genus yang mempunyai sekitar 43 spesies (jenis). Indonesia merupakan negara dengan jumlah spesies Cendrawasih terbanyak. Diduga sekitar 30-an jenis Cendrawasih bisa ditemukan di Indonesia. Dan 28 jenis diantaranya tinggal di pulau Papua.

Woww....inilah Beberapa jenis Cendrawasih yang terdapat di Papua, Maluku PNG dan Australis  diantaranya adalah:

     1. Cendrawasih Raja (Cicinnurus regius)
2. Cendrawasih Gagak (Lycocorax pyrrhopterus); endemik Maluku.
3.  Cendrawasih Panji (Pteridophora alberti); Papua
4.  Cendrawasih Kerah (Lophorina superba); Papua
5.  Cendrawasih Paruh-sabit Kurikuri (Epimachus fastuosus); Papua.
6.  Cendrawasih Botak (Cicinnurus respublica); endemik pulau Waigeo, Raja Ampat.
7.  Cendrawasih Raja (Cicinnurus regius); Papua dan pulau sekitar.
8. Cendrawasih Belah Rotan (Cicinnurus magnificus); Papua (Indonesia dan Papua                 Nugini).
9.    Bidadari Halmahera (Semioptera wallacii); endemik Maluku.
10. Cendrawasih Mati Kawat (Seleucidis melanoleuca); Papua.
11. Cendrawasih Kuning Kecil (Paradisaea minor); Papua (Indonesia dan Papua Nugini).
12. Cendrawasih Kuning Besar (Paradisaea apoda); Papua (Indonesia dan Papua Nugini).
13. Cendrawasih Raggiana (Paradisaea raggiana); Papua (Indonesia dan Papua Nugini).
14. Cendrawasih Merah (Paradisaea rubra); endemik pulau Waigeo, Indonesia.
15. Toowa Cemerlang (Ptiloris magnificus); Indonesia, Papua Nugini, dan Australia.
16. Manukodia Mengkilap (Manucodia ater); Indonesia dan Papua Nugini.
17. Paradigala Ekor-panjang (Paradigalla carunculata); Papua.
18. Astrapia Arfak (Astrapia nigra); endemik Papua, Indonesia.
19. Parotia Arfak (Parotia sefilata); endemik Papua, Indonesia.
20. Pale-billed Sicklebill (Drepanornis bruijnii); Indonesia dan Papua Nugini.

Yang Wawwnya lagi Burung Cendrawasih Mati Kawat (Seleucidis melanoleuca) ditetapkan menjadi Fauna Identitas provinsi Papua. Dan beberapa jenis seperti Cendrawasih Raja, Cendrawasih Botak, Cendrawasih Merah, Toowa, dan Cendrawasih Kuning Kecil, telah masuk dalam daftar jenis satwa yang dilindungi berdasarkan UU No 5 Tahun 1990 dan PP No 7 Tahun 1999. Waww banget kan... semakin bangga deh sama Indonesia.
Tapi sayangnya populasi burung Cendrawasih semakin hari semakin terancam dan langka. Dan perlu kalian ketahui ini semua akibat perburuan dan perdagangan liar yang terus berlangsung. Dan kalian tahukan perbuatan siapakah itu? Yapp MANUSIA yang gak pernah puas untuk mengeksploitasi bumi ini dan terkadang merusak habitat mereka...sayang bangetkan...kasihan cucu-cucu kita nanti kalau hanya bisa mendengar cerita Burung Cendrawasih lewat dongeng. Oleh karena itu ayo kita bersama-sama melindungi populasi mereka. SEMANGAT

Sumber: http://alamendah.org/2011/02/14/burung-cendrawasih-burung-surga-bird-of-paradise/
http://www.anneahira.com/images_wp/fauna-indonesia-barat.jpg

Tidak ada komentar:

Posting Komentar